Don't Show Again Yes, I would!

Lukisan Kaca

Terbaru.co.id — Kreativitas seorang seniman memang tidak ada batasnya. Sebab, seorang seniman yang memiliki daya cipta yang tinggi akan senantiasa selalu mencari atau mengeksplorasi bentuk-bentuk baru dari setiap karya seni yang dihasilkannya. Salah satu bentuk kreativitas seorang seniman di bidang lukis ialah melukis dengan media kaca atau sering disebut dengan lukisan kaca.
Teknik melukis di atas kaca ini merupakan hasil dari eksplorasi seniman yang haus akan inovasi dan segala hal yang baru. Biasanya, dalam berkarya seniman mendapatkan panggilan jiwa yang menuntutnya untuk selalu menghasilkan karya-karya baru.
Kreativitas seorang seniman yang tinggi seringkali disandingkan dengan kejeniusan seorang profesor ilmu pasti, bahkan mungkin lebih. Imajinasi, yang merupakan alam yang selalu dijelajahi seniman untuk menghasilkan karya-karyanya, terkadang menjadi cikal-bakal terciptanya tekhnologi yang dilahirkan oleh ilmu pasti.
Albert Einstein, seorang ilmuwan terbesar abad 20, mengatakan bahwa imajinasi lebih penting dari ilmu pengetahuan. Melalui mimpi-mimpi itulah akan tercipta hal-hal yang besar.

Lukisan Kaca Cirebon

Lukisan Kaca Cirebon
Seni visual melukis di atas kaca atau lukisan kaca mulai dikenal di Indonesia diperkirakan sejak abad ke 16. Namun, itu hanya perkiraan, sebab sampai saat ini belum ada sumber-sumber yang otentik mengenai kepastiannya.
Teknik melukis di atas kaca ini dibawa oleh pedagang Cina yang singgah di Cirebon, yang membawa serta memperkenalkan ragam seni mereka yang akhirnya diikuti oleh para seniman Cirebon.
Hal ini dapat dilihat melalui tema yang disajikan oleh para pelukis Cirebon saat ini yang sangat dipengaruhi oleh budaya China, walaupun akhirnya juga berkembang lebih variatif, yakni dengan adanya tema-tema Islam maupun cerita pewayangan.
Salah satu seni visual ini pada awal perkembangannya dimanfaatkan sebagai media dakwah untuk menyebarkan agama Islam. Islam yang secara pesat berkembang saat itu, memengaruhi tema maupun bentuk-bentuk lukisan pada kaca tersebut.
Dengan adanya pengaruh Islam yang kuat ini, akhirnya banyak bermunculan lukisan-lukisan bergambar ka’bah, masjid, maupun ayat-ayat yang dinukil dari Al-Qur’an maupun Al-Hadits dalam bentuk kaligrafi.
Sedangkan tema-tema yang dipengaruhi oleh pewayangan muncul karena adanya pengaruh para wali yang berusaha memberikan sebuah citra kebaikan melalui tokoh-tokoh wayang yang dimainkannya untuk berdakwah, yakni seperti tokoh Arjuna, Kresna, Rama, Laksmana, dan lain sebagainya.
Jadi, dapat digarisbawahi bahwa awal tonggak berkembangya seni lukis dengan media kaca di Indonesia ialah sebagai media dakwah. Namun, akhirnya fungsi tersebut bergeser.
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern dan Islam pun sudah berkembang pesat di Indonesia, seni visual dengan media kaca ini lebih berfungsi sebagai karya seni murni dengan tujuan estetika tanpa ada suatu tendensi keagamaan.
Melaui estetikanya yang kaya akan gradasi warna dan menampilkan suatu harmonisasi dari nuansa-nuansa dekoratif, maka kini seni lukis kaca ini banyak dibuat sebagai cinderamata.
Pada sekitar abad ke-20, lukisan kaca di Cirebon mencapai masa keemasannya. Pada tahun 1950-an hampir seluruh rumah di Cirebon berhias lukisan-lukisan dengan media kaca tersebut.
Selain unsur estetika yang mampu menenteramkan jiwa, juga berkembang mitos-mitos lain mengenai lukisan dengan media kaca dari Cirebon ini yang bersifat supranatural.
Para penduduk percaya bahwa dengan adanya hiasan lukisan yang terbuat dari kaca tersebut di dalam rumahnya, maka mereka akan senantiasa terhindar dari segala marabahaya.
Unsur supranatural dalam lukisan dengan media kaca khas Cirebon semakin kental, sebab dalam proses pembuatannya juga dilakukan semacam ritual, yakni dengan mencari tanggal yang cocok menurut kalender Jawa dan menggunakan wewangian.
Selain itu, ketika mengerjakan sebuah lukisan, pelukis tersebut harus berpuasa sebagai sebuah syarat. Sampai saat ini, ada beberapa orang yang masih mempercayai hal tersebut.
Seiring berjalannya waktu seni lukis dengan media kaca khas Cirebon juga mengalami pasang surut. Namun, berkat kegigigihan para senimannya yang terus berkarya dan berusaha mencari bentuk yang khas, sampai saat ini lukisan dengan media kaca ini masih eksis walaupun banyak pergeseran orientasi fungsi di dalamnya.
Saat ini tema-tema dalam lukisan dengan media kaca ini juga semakin berkembang, tidak hanya terpatok pada tema-tema dengan motif pengaruh China, Islam (kaligrafi, masjid, dan sebagainya), dan pewayangan. Tema-tema mengenai keadaan sosial masa kini juag sering divisualisasikan seniman melalui lukisannya.
Tidak jarang lukisan-lukisan ini juga sebagai alat kritik terhadap kesemerawutan tatanan kehidupan yang disebabkan oleh manusia sendiri maupun birokrasi. Lukisan-lukisan karikatur yang memuat unsur-unsur ironi sebagai sebuah sindiran, misalnya dapat dilihat dari karya-karya Rastika.

Teknik Melukis di Atas Kaca

Teknik dalam pembuatan lukisan dari media kaca ini juga mengalami perkembangan. Dahulu teknik yang digunakan untuk melukis di atas kaca menggunakan teknik lukis yang masih tradisional, yakni dengan menggunakan kuas.
Sekarang teknik melukis sudah semakin berkembang, ada beberapa teknik modern yang saat ini digunakan dalam pembuatan lukisan dengan media kaca ini. Misalnya, menggunakan teknik sablon atau air brush.
Perbedaan teknik yang digunakan juga menghasilkan lukisan yang berbeda pula. Teknik lukis tradisional tetap memiliki nilai estetika dan harga jual yang lebih tinggi. Sebab, teknik lukis tradisonal memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi, serta sedikit-sedikit unsur mistisnya masih terasa.
Hal ini berbeda dengan teknik modern, yang memang digunakan untuk mempermudah proses melukis. Dengan kemudahan tersebut mampu dihasilkan lukisan yang cukup banyak dalam waktu yang singkat, dan memang biasanya orientasinya pasar, yakni agar bisa menjual lukisan sebanyak-banyaknya untuk mendapatkan uang yang berlimpah. Dengan begitu lukisan hanya sebatas komoditi pasar tanpa mengandung unsur-unsur supranatural yang terkandung di dalamnya.

Lukisan Kaca Cirebon Sebagai Warisan Budaya

Sudah tidak bisa disangakal lagi bahwa Indonesia merupakan negeri yang sangat kaya akan kebudayaan. Kebudayaan merupakan aset terbesar yang dimiliki Indonesia dan tidak dimiliki negara-negara lain, terutama negara maju. Salah satu hasil kebudayaan dalam bidang seni ialah seni lukis kaca Cirebon.
Motif-motif Cirebon yang indah dan khas membuat seni lukis ini menjadi sebuah identitas Indonesia pada umumnya dan Cirebon khususnya. Selain itu, kekayaan gradasi warna dan kecantikan hasil harmonisasi bentuk-bentuknya membuat seni lukis dengan media kaca ini menjadi sangat potensial untuk dikembangkan.
Proses pembuatan yang melibatkan unsur-unsur supranatural, seperti ritual dengan menggunakan wewangian maupun berpuasa, merupakan hal-hal yang bisa dikatakan merepresentasikan kebudayaan Indonesia.
Selain itu, dari segi ekonomi lukisan dengan media kaca dari Cirebon ini juga cukup menjanjikan, sebab tidak hanya orang-orang dalam negeri yang tertarik untuk menikmati keindahannya. Negara-negara di luar Indonesia, seperti Singapura dan Korea juga pernah memesan seni lukis dengan media kaca ini ke Cirebon.
Sebagai warisan budaya, seni lukis dengan media kaca dari Cirebon ini harus selalu dilindungi kelestarian dan eksistensinya. Dari birokrasi, mungkin, harus bersedia menyediakan dana bagi para pelukis-pelukis berbakat yang “kebingungan” mencari tempat berekspresi karena alasan finansial.
Sedangkan kita sebagai rakyat Indonesia, harus selalu mengapresiasi hasil karya-karya dari para pelukis-pelukisnya, lebih-lebih kalau kita juga mau belajar mengenai cara ataupun motif-motif dalam lukisan kaca khas Cirebon tersebut.

Share:

Jordan Permana (Editor)

Halo, perkenalkan saya merupakan owner dari Terbaru Online. Silahkan kontak kami untuk bekerjasama melalui website ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News Terbaru Online Ya Bestie!

Leave a Reply