Don't Show Again Yes, I would!

Tahap Mengembangkan Inisiatif

Terbaru.co.id, Tahap mengembangkan inisiatif. “Baiklah kalau begitu terlebih dahulu kamu hendaknya dapat menetapkan tujuan yang ingin kamu capai. Dalam merumuskan tujuan ini kamu harus mempertimbangkan siapa saja yang harus dilibatkan dalam upaya mencapai tujuan yang telah kamu tetapkan, apa saja yang akan dilakukan, kapan harus dilakukan dan seberapa baik seharusnya cara itu dilakukan.
Nah sekarang  coba kamu katakan siapa saja yang terlibat dalam permasalahan kamu ini ?” Menetapkan tujuan (menetapkan komponen-komponen) Konseli “Saya rasa yang terlibat dalam masalah ini adalah diri saya sendiri”. Konselor “Baik, lalu apa yang kamu lakukan dalam menyelesaikan ketidakmampuan kamu untuk bersikap relaks sebelum dan selama pelajaran berlangsung”. Menetapkan tujuan (menetapkan fungsi) Konseli “Saya ingin berusaha dengan sebaik mungkin”.
Konselor “Ya itu rencana yang bagus, tapi yang paling penting adalah bagaimana caramu melakukannya?” Menetapkan tujuan (menetapkan proses) Konseli “Itu dia masalahnya bu, saya merasa tegang sehingga saya tidak bias bersikap relaks”.
Konselor “Kamu mengalami kecemasan karena kamu tegang . Baiklah kalau begitu pertama kamu harus menghilangkan perasaan tegang  dan kedua kamu bisa merespon secara akurat”. Konseli “Untuk menghilangkan rasa tegang mungkin dapat saya lakukan tapi bagaimana caranya bisa merespon secara akurat..? “ Konselor “Kamu dapat merespon secara akurat jika kamu dapat memahami apa yang dikemukakan oleh orang lain, dan kamu dapat mengkomunikasikan pemahaman itu dengan kata atau kalimat yang tegas.
Bagaimana kamu sudah mengerti?” Konseli “Ya bu..” Konselor “Disamping itu dalam kondisi yang bagaimana kamu dapat mengkomunikasikan kata atau kalimat yang tegas”. Menetapkan tujuan (menetapkan kondisi) Konseli “Saya akan mencoba pada saat pelajaran sedang berlangsung”.
Konselor “Bagus rahmi. Kamu juga harus menetapkan standarnya yaitu banyaknya respon yang kamu kemukakan misalnya tiga atau empat kali”. Menetapkan tujuan (menetapkan standar) Konseli “Iya bu, saya akan  coba untuk dapat melakukannya 3 kali saat menerima mata pelajaran di kelas”.
Konselor “Bagus sekali. Nah sekarang coba kamu rumuskan apa tujuan yang ingin kamu capai setelah konseling ini?” Menetapkan tujuan (mengkomunikasikan tujuan operasional) Konseli “Baik bu, masalah saya yaitu saya merasa cemas saat sebelum dan saat pelajaran berlangsung , jadi saat mata pelajaran berlangsung saya akan berusaha untuk bersikap relaks dan melakukan respon secara akurat sebanyak 3 kali”.
Konselor “Bagus sekali, kamu telah merumuskan tujuan untuk mengatasi masalah kamu sendiri..” Konseli “Ya bu…”. Konselor “Oh ya, apakah sebelumnya kamu sudah pernah mencoba untuk berusaha bersikap relaks sebelum dan saat pelajaran berlangsung ?”
Mengembangkan program(membantu mengidentifikasi program) Konseli “Sudah pernah bu, tapi tetap saja saya masih merasa tegang sebelum dan saat pelajaran berlangsung. Mungkin ibu bisa menunjukkan cara lain untuk mengatasi masalah saya ini”. Konselor “Tentu saja bisa. Setelah saya mendengar masalah kamu, ibu akan memberikan alternatif yang bisa kamu lakukan yaitu kamu bisa melakukan teknik  modeling simbolis atau desensitisasi.
Modeling simbolik adalah modelnya disajikan melalui media tertentu seperti video, slide, rekaman suara. Sedangkan desensitisasi yaitu pengurangan sensitifitas emosional yang berkaitan dengan kelainan pribadi atau masalah sosial setelah melalui prosedur konseling.
Desensitisasi adalah pendekatan yang dimaksudkan untuk mengubah tingkah laku melalui perpaduan beberapa teknik yang terdiri dari memikirkan sesuatu, menenangkan diri, dan membayangkan sesuatu.Bagaiman pendapat kamu?” Mengembangkan program (membantu konseli memilih program) Konseli “Keduanya kelihatan bagus tapi saya masih bingung pilih yang mana..?” Konselor “Baiklah agar kamu dapat memilih teknik yang cocok hendaknya kamu menguji setiap alternative tadi kebaikan dan kerugiaannya baik bagi dirimu maupun orang lain.
Untuk itu kamu dapat menggunakan “Lembar Keseimbangan” ini. Silahkan diisi!” Pengujian alternative program Konseli “Ya bu…” Konselor “Coba sekarang kita uji bersama..” Konseli “Menurut saya yang paling penting adalah agar saya dapat bersikap relaks sebelum dan saat pelajaran berlangsung”. Konselor “Apakah alternative tadi membawa keuntungan atau kerugian bagi kamu?” Konseli “Alternative tadi membawa keuntungan dan kerugiannya hampir tidak ada”.
Konselor “Selanjutnya yang perlu kita lakukan adalah mengatur langkah-langkah program yaitu langkah mana yang akan kamu lakukan terlebih dahulu kemudian langkah pengantara dan sub langkah baik sub langkah dari langkah awal maupun sub langkah dari langkah pengantara itu. Langkah mana yang menurut kamu lebih penting dari semua program itu..?” Mengembangkan langkah awal program Konseli “Saya fikir yang menjadi langkah awal saya yakni mempelajari pendekatan desensitisasi”.
Konselor “Itu adalah langkah awal yang baik, dan mana langkah pengantara kamu yang menjadi jembatan untuk mencapai tujuan?” Mengembangkan langkah pengantara program Konseli “Langkah pengantara saya adalah saya akan memperagakan dari pendekatan desensitisasi”. Konselor “Nah sekarang sub langkah apa saja yang kamu akan lakukan?” Mengembangkan sub langkah program Konseli “Yang menjadi sub langkah saya yaitu pertama saya mempelajari pendekatan desensitisasi dengan baik dan kedua tidak putus asa dalam berlatih”. Konselor “Baik sekali, sekarang kamu menetapkan waktu kapan kamu mau menyeleseikan program tersebut?”
Merencanakan jadwal (menetapkan waktu penyeleseian) Konseli “Insya Allah Minggu depan bu”. Konselor “Baik, kamu bertekad untuk menyeleseikan program tersebut minggu depan. Selanjutnya kapan kamu akan memulai kegiatan tahap awal?” Menetapkan waktu memulai Konseli “Waktu dekat ini bu dan Saya tidak ingin menunda lagi”. Konselor “Bagus sekali, kamu sudah tidak sabar menunggu.
Lalu apa yang kamu lakukan pada hari kedua, ketiga dan keempat?” Memonitori rentang waktu Konseli “Pada hari kedua saya akan melatih bersikap relaks, hari ketiga saya akan memperbanyak latihan, dan hari keempat saya berusaha mempraktekkan”. Dalam respon satu, konselor mengemukakan rasional penggunaan desensitisasi untuk menolong Rahmi mengatasi kekuatan dan penghindaraan terhadap pelajaran Kimia

Share:

Jordan Permana (Editor)

Halo, perkenalkan saya merupakan owner dari Terbaru Online. Silahkan kontak kami untuk bekerjasama melalui website ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News Terbaru Online Ya Bestie!

Leave a Reply