Don't Show Again Yes, I would!

Letak Atlantis Teka-Teki Yang Tak Kunjung Habis

Terbaru.co.id  —  Letak atlantis, teka-teki yang tak kunjung habis untuk dibahas. Atlantika atau atlantis adalah salah satu pulau legendaris yang disebut oleh Plato pertama kali dalam buku Timaeus dan Kritias. Menurutnya pulau tersebut hilang pada 360 SM. Sejak saat itu sampai sekarang letak Atlantis masih dicari keberadaannya.

Atlantis di Selat Sisilia

Umumnya, penulis Yunani sebelum era Eratosthenes (250 SM) meyakini bahwa letak Atlantis berada di Selat Sisilia. Memang, ada sebagian yang tidak mempercayai keberadaan Atlantis dan menganggapnya sekadar mitos. Aristoteles, bekas murid Plato, termasuk orang yang tidak percaya meskipun faktanya dia menulis tentang Antilia, sebuah pulau besar di Samudra Atlantik.
Simak pula tulisan Herodotus dalam ekspedisi Finisi mengitari Afrika, Laut Merah, Samudera Hindia dan Laut Atlantik Utara, dan masuk ke Laut Tengah. Ia menyebut, “Melintasi pilar-pilar Herkules.” Herodotus pun menulis beberapa naskah rujukan mengenai kota misterius yang terbenam di Samudra Atlantik, yang disebut “Atarantes” atau “Atalantes”.

Atlantis di Laut Mediterania

Popularitas Atlantis memudar di abad pertengahan. Tidak banyak catatan menyebut benua tersebut. Baru kemudian di abad modern, manusia seperti diingatkan pada pencarian yang belum selesai. Salah satu pemicunya adalah tulisan Ignatius Donelly yang terbit 1882, Atlantis; Myths of the Antediluvian World.
Ignatius Donnelly dengan tegas menyebutkan bahwa benar-benar pernah ada sebuah pulau raksasa di Samudra Atlantik yang berseberangan dengan Laut Mediterania. Donelly mendasarkan keyakinannya pada kenyataan ada legenda yang hidup secara bersama-sama di berbagai bangsa. Bahkan, Donnelly menyebut bahwa aksara Phoenicia yang melahirkan seluruh alfabet Eropa adalah turunan langsung dari tradisi aksara bangsa Atlantis.
Buku Donelly memunculkan ide-ide baru tentang perkiraan lokasi Letak Atlantis dengan membandingkan karakteristik-karakteristik lokasi tersebut dan kesesuaiannya dengan peta samar-samar dalam tulisan Plato.
Beberapa tempat yang saat itu diharapkan mirip dengan Atlantis adalah sebagai berikut.

  • Pulau-pulau Sardinia, Creta and Santorini, Siprus, Malta, dan Ponza.
  • Troy, Tartessos, dan Tantalus di Turki.
  • Kepulauan Canary.
  • Daratan Sinai atau Kanaan di Israel.
  • Pharos, Mesir.

Akan tetapi, tidak satu pun dari tempat-tempat tersebut yang benar-benar disepakati sebagai masa lalu Atlantis.

Edgar Cayce Meramalkan Kemunculan Atlantis

“Poseidia akan menjadi bagian Atlantis yang paling awal muncul,” kata Edgar Cayce, paranormal asal Virginia, Amerika Serikat. “Di Bimini, paling lambat tahun 1968,” lanjutnya, seraya menambahkan bahwa Bimini adalah adalah titik tertinggi daratan Atlantis.
Cayce sendiri meninggal pada 1945, luput menyaksikan pemandangan mengejutkan yang dialami beberapa penyelam di Kepulauan Bimini, di gugusan Pulau Bahama. Mereka menemukan susunan batu-batu besar persegi panjang dan polygon membentang di kedalaman 18.000 kaki di bawah permukaan laut.
Formasi batu tersebut membentuk kontur cemerlang dan susunan yang sangat rapi dan tidak bisa tidak, itu adalah “jalan raya”. Spekulasi muncul bahwa itu adalah jalan pos Atlantis sebab tidak mungkin alam membuat keteraturan sedemikian rupa, kecuali itu rancangan yang disusun oleh sebuah peradaban maju. Bimini Road kemudian dikaitkan dengan ramalan Cayce tentang kemunculan ujung Letak Atlantis di Bimini.

Atlantis di Bermuda

Bagai tidak mau kalah, ilmuwan Amerika dan Prancis meneliti dasar laut di segitiga bermuda dengan teknologi super canggih, pada 1979. Hasilnya, menakjubkan. Mereka menemukan piramida dengan panjang 300 meter dan tinggi 200 meter, terbenam hanya sekitar 100 meter di bawah permukaan laut.
Penemuan piramida Bermuda ini melahirkan spekulasi baru bahwa di sinilah letak Atlantis, dikaitkan dengan sejarah penaklukan Mesir oleh bangsa ini dan mengilhami mereka membangun piramida, atau sebaliknya, penaklukan itu membuat budaya piramida dikenal di Mesir.
Sebelumnya, sekelompok peneliti mengambil sampel karang di dasar Samudera Atlantik, sekitar Kepulauan Yasuel, dan menyimpulkan bahwa tempat tersebut sebelumnya adalah daratan.
Menyusul penemuan kota tua di area bermuda oleh dua kelasi Norwegia. Foto-foto yang diambil dari tempat itu menunjukkan dataran, jalan besar vertikal dan horizontal yang dilengkapi lorong, rumah beratap kubah, gelanggang aduan binatang, dan sisa-sisa kota.
Sayangnya, temuan-temuan tersebut seperti susunan puzzle hilang satu keping yang membuat desain secara keseluruhan masih menimbulkan pro kontra. Ada keping yang tidak ditemukan yang memuat kesesuaian dengan analisis Plato.

Atlantis di Indonesia

Ilmuwan Brazil, Aryso Santos, di awal milennium ketiga, membuat analisis baru tentang desain Atlantis yang melepaskan diri dari teori-teori sebelumnya. Dalam buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization, yang ia klaim berdasarkan penelitian selama 30 tahun, ia memaparkan teori bahwa benua yang hilang itu adalah Indonesia.
Tidak tanggung-tanggung, Santos membuat 33 analisis perbandingan menyangkut luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi. Bahkan, cara bertani. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut.

  • Sistem pertanian berteras di wilayah Nusantara memiliki kesesuaian dengan pola teras Atlantis yang digambarkan Plato.
  • Deretan gunung berapi dan sejarah letusan besar di masa lalu yang terjadi pada Gunung Krakatau dan Gunung Toba memiliki relevansi dengan bencana alam yang menenggelamkan kota dalam semalam, seperti legenda hilangnya Atlantis yang disebut dalam cerita Critias.
  • Budaya piramida diduga mengilhami pembangunan Candi Borobudur dan memperkuat teori tersebut.
  • Kekayaan bumi dan kesuburan tanah Atlantis yang digambarkan Plato sesuai dengan kondisi tanah Indonesia.
  • Luas wilayah pulau yang disebut Plato lebih luas dari gabungan Asia dan Lybia, dengan asumsi permukaan benua zaman es adalah sama persis dengan kawasan Indonesia ditambah luas Laut China Selatan. Laut ini terbentuk sesudah zaman es.

Analisis Santos memang memiliki tingkat presisi lebih tinggi dibanding analisis sebelumnya. Namun, tetap saja belum menunjukkan puzzle yang hilang sehingga masih tumbuh perdebatan kebenarannya.
Agaknya teka-teki Plato masih terus bertahan, menunggu temuan baru yang lebih meyakinkan. Plato masih menunggu, seperti Letak Atlantis yang damai menunggu di dasar laut. Entah di mana.

Share:

Jordan Permana (Editor)

Halo, perkenalkan saya merupakan owner dari Terbaru Online. Silahkan kontak kami untuk bekerjasama melalui website ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News Terbaru Online Ya Bestie!

Leave a Reply