Don't Show Again Yes, I would!

Cerita Rakyat Kabupaten Kebumen, Legenda Gunung Wurung

Apa yang ada dalam benak Anda ketika mendengar kata legenda? Danau Toba-kah? Atau Gunung Tangkuban Parahu? Lalu apa pula yang terlintas dalam benak Anda ketika mendengar kata mitos? Apakah para dewa, hantu, atau bahkan pohon yang berpenghuni?
Indonesia, sebagai negara yang kaya akan keragaman budaya, setiap daerah ternyata mempunyai cerita rakyat yang sangat menarik untuk di simak. Salah satunya adalah Legenda Gunung Wurung di Jawa Tengah. Anda tertarik untuk mengetahui kisahnya? Mari kita simak uraian berikut.

A. Macam-Macam Cerita Rakyat

legenda gunung wurung

Cerita rakyat disebut juga dongeng. Dongeng adalah cerita yang bersifat khayalan dan mengisahkan hal-hal yang bersifat mustahil, tetapi mempunyai pesan moral yang sangat baik untuk dijadikan pelajaran dan pengalaman hidup oleh pembacanya.
Dongeng merupakan cerita rakyat yang bersifat turun-temurun dari generasi ke generasi dan bersifat anonim. Anonim artinya cerita tersebut tidak diketahui siapa nama pengarangnya. Isi dongeng bersifat monoton dan konstan, artinya cerita tidak pernah berubah dari dahulu sampai sekarang. Contoh cerita dongeng adalah cerita Timun Mas, Jaka Tarub, Bunga Sinalonali, dan lain-lain.
Dongeng dibedakan menjadi:

Fabel

Fabel adalah cerita rakyat dengan tokoh-tokoh binatang dan mengisahkan tentang kehidupan para binatang. Para binatang tersebut dikisahkan memiliki sifat-sifat dan tingkah laku seperti manusia seperti bisa berbicara, bisa berpikir, banyak akal, jahat, licik, cerdik, bijaksana, dan lain-lain. Seperti halnya dongeng, fabel pun memiliki pesan moral yang baik untuk dijadikan pelajaran oleh pembacanya.
Selain itu, fabel mempunyai cerita yang sangat menarik, sehingga sangat baik untuk dijadikan bacaan pengantar tidur untuk anak-anak. Fabel-fabel yang terkenal di antaranya cerita Kancil dan Buaya, Kancil dan Harimau, Kisah Anjing dan Burung Gagak, dan lain-lain.

Mitos

Mitos merupakan cerita yang terlanjur ada dan diyakini kebenarannya oleh masyarakat, meskipun sebenarnya cerita tersebut tidak terbukti kebenarannya. Mitos yang terkenal adalah mitos para dewa. Mitos mengisahkan kehidupan para dewa secara lengkap dan lugas, mulai dari kisah percintaan, peperangan, dan lain-lain. Mitos lain yang dianggap benar adalah cerita tentang unicorn. Unicorn adalah kuda putih yang gagah perkasa dan bisa terbang.

Legenda

Legenda adalah cerita yang mengisahkan tentang asal-usul terjadinya suatu tempat. Cerita legenda biasanya dikenal dan diketahui oleh masyarakat yang tertinggal di daerah tersebut. Contohnya Legenda Tangkuban Parahu, Legenda Danau Toba, Legenda Gunung wurung, dan lain-lain.

Sage

Sage adalah cerita yang berhubungan tentang sejarah dan kepahlawanan. Beberapa cerita sage yang terkenal cerita Ciung Wanara, Airlangga, Calon Arang, dan lain-lain.
Untuk memperjelas teori-teori tersebut, berikut ini disajikan contoh Legenda Gunung Wurung.

B. Legenda Gunung Wurung

legenda gunung wurung

Secara geografis, Gunung Wurung terletak di Desa Parang, Kecamatan Karangsambung, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Gunung Wurung mempunyai ketinggian tidak lebih dari 80 m serta tidak mempunyai puncak tertinggi. Sehingga gunung tersebut lebih mirip dengan bukit.
Berdasarkan ilmu geologi, Gunung Wurung terbentuk karena adanya instrusi batuan. Magma yang terdapat di dalam perut bumi mengalami instrusi menerobos batuan-batuan yang ada di permukaan, namun karena pengaruh udara dingin, magma tersebut tidak sampai ke permukaan bumi dikarenakan terlanjur membeku. Oleh karena itu, gunung tersebut mempunyai bentuk yang tidak terlalu besar dan tidak mempunyai puncak tertinggi.

Kisah Legenda Gunung Wurung Kebumen

Sedangkan menurut cerita rakyat masyarakat di Jawa Tengah, khususnya masyarakat di sekitar Kabupaten Kebumen, legenda Gunung Wurung berkaitan dengan kisah sebagai berikut.
Konon pada zaman dahulu kala, Desa Parang merupakan daerah yang lapang dan rata, tidak ada perbukitan apalagi gunung. Sehingga Desa Parang mudah terkena bencana seperti banjir dan angin ribut. Oleh karena itu, para tokoh masyarakat dan tokoh adat Desa Parang sepakat untuk memohon kepada para dewa, agar di desa mereka dibuatkan sebuah gunung yang dapat dijadikan perisai dari berbagai bencana.
Alhasil, doa para tokoh masyarakat tersebut dikabulkan. Para dewa akan membuatkan sebuah gunung di Desa Parang dalam waktu hanya satu malam. Namun sebelum para dewa membuatkan gunung, para dewa memberikan sebuah persyaratan, bahwa  pada waktu para dewa membuat gunung tidak boleh ada seorang pun warga desa yang keluar untuk menyaksikan pembuatan gunung tersebut. Persyaratan tersebut berlaku untuk semua orang, tidak terkecuali anak kecil.
Persyaratan tersebut kemudian disanggupi oleh para tokoh masyarakat. Mereka kemudian menyampaikan persyaratan tersebut kepada warga desa. Warga desa yang mengetahui bahwa di desanya akan dibuatkan sebuah gunung, bersuka cita. Mereka merasa sangat senang dan menyanggupi persyaratan tersebut.
Akhirnya menjelang malam yang telah ditentukan, semua warga desa sudah masuk ke dalam rumahnya masing-masing. Mereka mengunci diri dan tidak ada seorang pun yang berusaha mengintip ke luar rumah. Semua warga desa berharap bahwa pada esok hari, desa mereka akan mempunyai sebuah gunung yang menjulang tinggi.
Begitu juga dengan para dewa, mereka mengerahkan semua prajuritnya untuk membuat gunung yang menjulang tinggi di desa Parang. Dengan penuh semangat dan tidak kenal lelah para dewa bekerja, hingga tidak terasa pondasi dan tiang-tiang pun sudah selesai didirikan. Penimbunan pembentukan gunungpun mereka lakukan. Hingga pembentukan gunung pun hampir selesai dibuat.
Konon, ketika pekerjaan tinggal satu pertiga bagian. Ketika hari menjelang pagi dan para dewa masih sibuk dengan pekerjaannya, tiba-tiba dari arah desa terlihat seorang gadis membawa bakul pencuci beras menuju ke sungai. Mungkin gadis itu akan mencuci beras. Entah bagaimana ceritanya sehingga gadis tersebut melanggar persyaratan para dewa.
Ada yang mengatakan bahwa gadis tersebut benar-benar tidak mengetahui adanya berita pembuatan gunung tersebut, serta persyaratan yang harus dipenuhi oleh penduduk desa. Si gadis berjalan tanpa menghiraukan keadaan sekitar, selain karena hari memang masih gelap, juga karena dia sudah terbiasa mencuci beras pada waktu tersebut. Namun alangkah terperanjatnya dia, ketika hendak turun ke sungai tiba-tiba di hadapannya berdiri sebuah bukit.
Si gadis merasa sangat bingung, karena menurutnya kemarin tempat tersebut masih berupa dataran yang luas. Di tengah perasaannya yang bingung, si gadis mendongak ke atas serta memperhatikan keadaan sekelilingnya. Si gadis ternganga memperhatikan apa yang dilihatnya. Matanya seolah-olah tidak bisa berkedip, si gadis melihat begitu banyak sosok-sosok menyeramkan dengan postur tinggi besar sedang membangun sesuatu.
Makhluk-makhluk tersebut ada yang membawa batu-batu besar kemudian meletakannya di tengah-tengah tiang, ada yang menimbun tanah, dan lain-lain. Semuanya tampak sibuk dan saling tidak berbicara. Makhluk-makhluk tersebut berkeja dengan sangat cepat.
Setelah sadar dari kekagetannya, sang gadis pun lari tunggang-langgang menuju desanya sambil berteriak-teriak minta tolong. Teriakan sang gadis terdengar oleh para dewa. Para dewa yang merasa penduduk desa tidak mematuhi persyaratan yang telah disepakati bersama, kemudian menyuruh semua prajurit untuk menghentikan pekerjaannya. Akibatnya, gunung yang dijanjikan pun tidak jadi diselesaikan.
Menurut cerita dan legenda gunung wurung yang tersebar di masyarakat Kabupaten Kebumen, itulah sebabnya mengapa Gunung Wurung tidak tinggi menjulang. Begitulah legenda. Ceritanya sangat menarik meski sebenarnya sangat tidak masuk akal.
Bagaimana dengan Anda, apakah Anda percaya dengan legenda gunung wurung? simak juga artikel sebelumnya: Benarkah Legenda Gunung Bromo Berasal dari Gadis Cantik Jelita?

Share:

Jordan Permana (Editor)

Halo, perkenalkan saya merupakan owner dari Terbaru Online. Silahkan kontak kami untuk bekerjasama melalui website ini. Jangan lupa ikuti kami di Google News Terbaru Online Ya Bestie!

Leave a Reply